NAMA :ARIS SUYANTO
KELAS :3EA08
MATA KULIAH :PERILAKU
KONSUMEN #
Teori
Tentang Perilaku Konsumen
Perilaku
Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal
mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan,
yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti
uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa yang
diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku
konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar
wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan
bagaimana konsumen mengambil keputusan
Menurut Mowen (2002) bahwa, “perilaku
konsumen (consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi tentang unit
pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.
Sedangkan menurut Kotler (2007) bahwa,
“perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan
organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.
Universitas
Sumatera Utara
The American Marketing
Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa
perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi,
perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku
konsumen, yaitu :
1.Perilaku
konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup
konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
2.Perilaku
konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran),
perilaku dan kejadian di sekitar.
3.Perilaku
konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi
pemasaran.
Peter dan Olson (1999) dalam Simamora (2003)
menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi,
keputusan adalah soal pilihan. Untuk lebih jelasnya mereka menyatakan bahwa
keputusan meliputi suatu pilihan “antara dua atau lebih alternatif tindakan
atau perilaku”.
Sastradipora (2003) menyatakan bahwa: “perilaku konsumen
adalah proses dimana para individu menetapkan jawaban atas pertanyaan:
perlukah, apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan dari siapakah membeli
barang atau jasa”.
Solomon (2003) menyatakan bahwa, “consumer
behavior is the process involved when individuals or groups selest, purchase,
use, adn dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their
needs and desires”. Yang dapat diartikan bahwa perilaku konsumen merupakan
suatu proses yang melibatkan seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih,
membeli, menggunakan dan memanfaatkan barang-barang, pelayanan, ide, ataupun
pengalan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kotler (2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis”.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut
1.
Faktor Budaya. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih
menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.
Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial.
Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian
masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan
yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.
Kelas
sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang
sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas
sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau
superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan
variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan
orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari
satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka.
Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi
sosial dalam masyarakat tertentu.
2. Faktor sosial. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru
dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan
menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi
pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari
orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan
orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri
dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan
berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
3.
Faktor pribadi. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup
pembeli.
4.
Faktor psikologi. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan
karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan
keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran,
dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai
rangsangan pemasaran.
Menurut Wilkie (1986) menyatakan bahwa perilaku
konsumen itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yang disebut
internal antara lain: usia, pekerjaan, gaya hidup, kepribadian, motivasi,
persepsi, pembelajaran, keyakinan dan
Universitas
Sumatera Utara
sikap. Sedangkan faktor
eksternal antara lain: budaya, keluarga, kelompok acuan, kondisi lingkungan,
kegiatan pemasaran perusahaan dan situasi.
II.1.2. Tipe Perilaku
Keputusan Konsumen
Menurut
Assael dalam Simamora (2003) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian
konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan perbedaan diantara
merek sebagai berikut:
1.Perilaku
Membeli yang rumit (Complex Buying Behavior). Perilaku membeli yang
rumit akan menimbulkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dan menyadari
adanya perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini
terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, televisi,
pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan lainnya. Biasanya konsumen tidak tahu
banyak tentang kategori produk dan harus belajar untuk mengetahuinya.
2.Perilaku
Membeli untuk mengurangi keragu-raguan (Dissonace Reducing Buying Behavior).
Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk itu mahal, tidak sering
dilakukan, beresiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek
tidak terlihat. Contohnya karpet, keramik, pipa PVC dan lain-lain. Pembeli
biasanya mempunyai respons terhadap harga atau kenyamanan.
3.Perilaku
membeli berdasarkan kebiasaan (Habitual Buying Behavior). Konsumen
membeli produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka
sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi
kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat
dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula,
garam, air mineral dalam kemasan, deterjen dan lain-lain.
4.
Perilaku pembeli yang mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behavior).
Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi
merek dalam perilaku ini bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Perilaku demikian
biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan
konsumen sering mencoba merek
Sumber :
shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/PERILAKU-KONSUMEN.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30736/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar :
Posting Komentar