PERILAKU KONSUMEN
(PENGARUH SITUASI
TERHADAP PERILAKU KONSUMEN)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6 :
ARIS SUYANTO (11213368)
EMHA ANUGRAH AKBAR
(12213893)
MUHAMAD RIKY SAPUTRA
(15213766)
RAHAYU EVENDY
(17213151)
TRIAJENG ADELLE LESTARI
(18213974)
KELAS : 3 EA 08
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
PTA
2015/2016
“PERILAKU KONSUMEN”
Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995)
mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul dari
faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak
tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek). Mowen dan
Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan
sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Dalam melakukan transaksi pembelian dalam
perilaku konsumen, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor
situasi.
Contohnya saja :
1. situasi
kebutuhan sehari-hari.
Merupakan
dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang
produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang
sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena
setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk
dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas
pribadi.
2.
Situasi keuangan.
Situasi
dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu.
Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat
membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang
tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi
keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan
yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang,
haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan
dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup
tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi
hidupnya.
3.
Situasi interaksi.
Orang dalam
membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada
juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan
orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang
sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang
merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut
diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
4.
Situasi kondisi barang produksi.
Dalam
memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar
pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi
promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen
tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja :
adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan
hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get
1 dan sebagai berikut.
Terlepas
dari itu semua, seseorang haruslah cermat dan lebih bijaksana dalam membeli
suatu barang. Jangan sampai ada kerugian yang dirasakan setelah membeli suatu
barang yang dibelinya.
Pengaruh situasi konsumen
adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat aktifitas
konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti berikut:
1.
Melibatkan waktu dan tempat dalam
mana aktifitas konsumen terjadi.
2.
Mempengaruhi tindakan konsumen
sperti prilaku pembelian.
3.
Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam
jangka panjang.
Ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1. Lingkungan
fisik. Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi,
dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling
konsumen.
2.
Lingkungan Sosial. Kehadiran dan
ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3.
Waktu. Waktu atau saat perilaku
muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur
secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali
membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4.
Tujuan. Tujuan yang ingin dicapai
pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi
berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana
Hati. Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir,
tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
Tipe-tipe perilaku
konsumen :
Pengambilan
keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian.
Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian
konsumen
berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara
merek.
1.
perilaku membeli yang rumit.
Perilaku
membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan
berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang
ada. Perilaku
membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering
dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv,
pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya
konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus
berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi
untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk,
kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
2.
perilaku membeli untuk mengurangi
ketidakcocokan.
Perilaku
membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari
hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini
terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak
terlihat.
Contoh : karpet, keramik,
pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang
memberikan kenyamanan.
3.
perilaku membeli berdasarkan
kebiasaan.
Konsumen
membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan
terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek
produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah
membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa
mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk.
Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral,
dll.
4.
perilaku membeli yang mencari
keragaman.
Perilaku
ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek
yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan
kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak.
Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi
seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi
yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya.
Karena
sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para
pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon,
sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini
jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada
produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba
merek-merek baru.
Tipe-tipe Situasi Konsumen
A. Situasi
Komunikasi.
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan
dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Situasi
komunikasi dapat didefinisikan juga sebagai latar dimana konsumen dihadapkan
kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan
mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain,
seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan
sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang
berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi
komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu
dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi
tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat
bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah
karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang
potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula
timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul. Konsumen mungkin
memperoleh informasi melalui :
-
Komunikasi Lisan dengan teman,
kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
-
Komunikasi non pribadi, seperti
iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur,
leaflet dsb.
-
Informasi diperoleh langsung dari
toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di depan took.
B. Situasi
Pembelian.
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang
dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian
akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika konsumen berada di bandara, ia
mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika
haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya
relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen
tersebut mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen
memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian.
Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam
kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan
akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk
soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat
diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa
bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
Lingkungan
informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan
produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan
menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat
didalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari
karakteristik lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah
beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
-
Kesediaan informasi sangat penting.
Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai
beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan
keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan
konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
-
Beban informasi dari lingkungan
pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat
peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah
keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
-
Format informasi yaitu cara dimana
informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian
informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada
bagaimana informasi itu disusun.
-
Bentuk informasi adalah penilaian
produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan
diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung
membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek
disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
-
Lingkungan eceran adalah sifat fisik
dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat
menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan
banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini
dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam toko.
-
Pengaruh waktu adalah dimana situasi
ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
C.
Situasi Pemakaian
Situasi pemakaian disebut juga situasi penggunaan
produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi.
Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi
konsumsi. situasi pemakaian yaitu mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi.
Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama, tetapi
konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara
fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan
pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai
kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi
untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan
berolahraga.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar